Tarutung, Sabtu 27 april 2019
bertempat di gedung oval Kantor Pusat HKBP, Pearaja Tarutung.
Kegiataan yang di gagasi oleh Pdt. Basa Hutabarat selaku pemegang bidang Lutheran Identity di KN-LWF serta juga yang di hadiri oleh pembicara Pdt. Morhan Doloksaribu serta kurang lebih 30 orang guru sekolah minggu.
Dimasa kemajemukan ini dunia, menawarkan anak-anak berbagai fitur dan layanan yang menjurus kepada individulisme, pengandalan diri sendiri serta memiliki dunia sendiri. Hal-hal ini merupakan ke khawatiran kita yang berefek pada iman percaya anak-anak bertumbuh.
Dengan teknologi yang dekat akan anak-anak lunturnya sifat displin akan saat teduh dan membaca firman menjadi salah satu realita case yang muncul dimana anak-anak mulai mengandalkan semua pengetahuan, solusi serta jawaban masalah hanya pada teknologi seperti ; google, sosial media serta game/kartun.
Yang menjadi panutan pun kini berubah, dahulu anak-anak selalu berharap bisa sama seperti Yesus, Daud, Musa atau Keduabelas Murid, namun kini toko-toko super hero atau kartun menjadi panutan. Tentu saja bukan hal yang salah untuk menikmati kartu dan film anak-anak yang beredar kini, tapi tanpa di sadari perhalan fitur-fitur yang ada mengikis iman percaya anak-anak tentang Tuhan.
Pertemuan ini pun bertujuan untuk mengbangun kembali metode-metode yang lebih kreatif dan menarik bagi anak-anak untuk meyampaikan firman Tuhan dengan story telling yang diharapkan akan membangun minat dan keinginan anak-anak pada cerita-cerita alkitab dan tokoh-tokoh rohani yang menginspirasi.
Dan harapannya setelah metode ini akan lebih membangun kecintaan anak-anak dalam displin membaca alkitab sebagai sumber dalam membangun podasi keimanan anak-anak yang lebih kokoh lagi kedepannya. “Karna anak-anak merupakan masa depan gereja serta yang empuny Kerajaan Sorga”